Home » » Bila Tak Amanah

Bila Tak Amanah

“Tiada seorang hamba yang diserahkan kepemimpinan rakyat kepadanya lalu dia mati di hari kematiannya dalam keadaan berkhianat kepada rakyatnya, kecuali Allah haramkan surga baginya” (Muttafaqun ‘alaih).

Mendapatkan suatu jabatan pantas menjadi suatu kegembiraan besar. Sebab, kesempatan menjabat sama artinya dengan kesempatan untuk berbakti dalam urusan-urusan kebaikan dan menjaga amanah. Pahala yang dijanjikan Allah untuk orang-orang yang amanah dalam jabatannya dalam sehari saja berlipatganda, apalagi itu memberikan kebaikan untuk banyak orang dalam beberapa tahun. Namun, sungguh berat dampak buruknya bila jabatan bukan dijadikan kesempatan untuk berbuat baik atau menyia-nyiakan amanah.

Amanah tak terpisahkan dari keimanan seseorang hamba. Menurut Rasulullah SAW, tidak ada iman pada orang-orang yang tidak amanah dalam dirinya, dan tidak ada agama pada orang-orang yang tidak bisa dipegang janjinya (HR. Imam Ahmad). Bahkan, diharamkan masuk surga bagi orang-orang yang berkhianat atau tidak menjaga amanah (Muttafaqun ‘alaih)

Bahkan, menurut Rasulullah, termasuk tidak amanah bila suatu urusan dipegang oleh orang-orang yang bukan ahlinya (HR. Bukhari). Hal ini sangat berpeluang terjadi di masa sekarang. Sebab, jabatan kadangkala diperjualbelikan. Siapa saja yang berharap untuk memperoleh suatu jabatan, maka diharuskan untuk menyerahkan dalam jumlah banyak. 

Akibatnya, orang-orang yang berkualitas dan berhak, tetapi tidak mau melibatkan diri dalam perbuatan jual-beli jabatan atau tidak memiliki uang sebagaimana yang diharapkan, akan beresiko tidak dipilih untuk menjabat.

0 comments:

Post a Comment